Kamis, 29 Juli 2010

Conspiracy the Series

Sebuah buku perdana yang mengupas tuntas tentang, hoax, fenomena, dan mitos
dicetak terbatas Rp 65.000,-/eks (exclude ongkir)
pesanan ke mediaparahyanganonline@gmail.com

Disetiap negeri dan suku bangsa akan selalu ada apa yang disebut sejarah absurd artinya sejarah yang yakin memang terjadi hanya saja detail sejarahnya kurang jelas sehingga masyarakat dan sejarawan membuat argumentasi dan teori menurut versi mereka sendiri. Dari sejarah King Arthur sampai kisah the Great Alexander adalah sosok legenda , dari Taman gantung Babylon sampai Piramida Mesir adalah bangunan yang masih menjadi misteri sejarah. Semua masih menjadi perdebatan sampai sekarang, ratusan teori dikemukakan segala upaya pembuktian dicari, apa-siapa-bagaimana masih menjadi polemik di masyarakat dunia.

Jika menyangkut masa lalu mungkin sejarah yang ada masih dapat ditoleransi pembenarannya karena menyangkut sifat yang heroik yang dapat menjadi semangat suatu suku bangsa. Tetapi dalam masa sekarang sejarah ternyata dapat dibuat dan direkayasa peristiwanya. Beberapa hal yang masih menjadi perdebatan antara lain; pembunuhan John F Kennedy, keberadaan alien (& UFO), dan lain-lain. Bagi sebagian orang yang percaya adanya rekayasa sejarah ini mereka menyebutnya sebagai bagian dari “teori konspirasi”, para penganut teori ini mencoba untuk mengungkap paradigma yang sudah terlanjur dipercaya publik sebagai suatu kebenaran, dan misi mereka adalah membuktikan apakah hal tersebut benar atau suatu rekayasa.

Satu hal yang dasawarsa ini ‘panas’ dalam perdebatan para ahli dan kritikus adalah pertanyaan berupa; “benarkah kita sudah mendarat di Bulan ?”, atau secara spesifik pertanyaan ini diajukan ke Amerika ( pemerintah dan lembaga NASA ) tentang transparansi benar tidaknya Misi Apollo melakukan pendaratan di Bulan. Dalam sejarah semua bangsa pasti tertulis tentang siapakah manusia pertama yang mendarat di bulan, yakni Neil Armstrong dan Buzz Aldrin. Karena peristiwa pendaratan di Bulan ini merupakan tonggak sejarah besar umat manusia maka para kritikus menyarankan untuk mengkaji kembali perjalanan bersejarah tersebut sehingga dapat dibuktikan kebenarannya.

Selama 40 tahun NASA adalah lembaga yang terkenal sangat berkuasa atas informasi tentang kegiatan angkasa luar, sehingga berita atau informasi apapun mengenai kegiatannya “harus” dipercayai kebenarannya tanpa ada informasi pembanding untuk mengklarifikasi informasinya. Selama ini pula publik internasional hidup dengan indoktrinasi dan kepercayaan total terhadap NASA, yang nyaris seperti dogma, bagi yang mempertanyakannya boleh dikatakan dianggap mengingkari kemampuan manusia atas ilmu pengetahuan. Semasa dasawarsa 60-an , masyarakat terjebak pada euforia eksplorasi angkasa luar, khususnya pencapaian pengetahuan tentang bulan, ditunjang dengan persaingan teknologi antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet (Rusia) dan perang dinginnya. Perebutan gengsi suatu bangsa untuk predikat Negara maju terdepan, dapat mengakibatkan suatu tindakan yang membolehkan segala cara untuk mendapatkan kepercayaan publik.

Teknologi informasi dengan media televisi saat itu sangat “terbatas”, kualitas penyiaran yang sangat kurang, monopoli materi berita oleh ‘pemerintah’ sehingga masyarakat secara total mempercayainya sebagai suatu kenyataan.

Pertanyaan para kritikus bermula dari pemahaman atas logika berpikir yang sederhana dari pengamatan tentang beberapa hal yang terjadi antara lain ; sudut penyebaran cahaya pada Permukaan Bulan; skala pemantulan cahaya matahari ditutup kaca depan dari helm astronot (yang diambil oleh rekan astronot); sikap introvert para angkasawan dan staff; kualitas yang sangat ganjil dari gambar-gambar bulan yang diambil oleh angkasawan, semua menunjukkan kesimpulan yang lebih besar dan lebih menarik dibanding kita didorong pada keyakinan yang dikehendaki NASA sendiri. Tapi, janganlah lupa bahwa pembuktian para penganut “teori konspirasi” ini juga didasarkan pada materi dari NASA sendiri, dan kita juga masih mempertanyakan niat dari para kritikus ini yang menyangkal misi NASA tersebut.

Materi yang ditampilkan antara lain berupa foto-foto yang dipublikasikan NASA, seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi grafis gambar-gambar tersebut dikaji ulang keotentikannya. Sedikit demi sedikit informasi rahasia merembes keluar dari lembaga yang sangat kuat tersebut dari orang-orang tertentu yang tak tahan atas keangkeran lembaga tersebut. Potongan gambar keluar dari laci rahasia dan melengkapi apa yang selama ini hanya potongan tanpa arti.

Rumor Pendaratan Bulan dibarengi dengan issu agenda politik masa itu, ungkapan para petinggi NASA dan pemerintahan berbunyi “minum wiski untuk hal ini dan menjadi yang terakhir”, terdengar oleh khalayak, dan ucapan yang lepas kendali dari juru bicara NASA berupa kata “Catbox” (kotak kucing).

Lalu, beredarnya gambar Wajah pada Mars supaya kita sibuk membuat penjelasan dan mengalihkan perhatian dari issue pendaratan bulan, dan tekanan dari pemerintah AS membuat kita berpikir tentang kebenaran propaganda pemerintah pada waktu itu.

Di artikel ini, kita akan mencoba untuk menyortir klaim yang paling umum dibuat, menyoroti bukti bantahan itu, dan menunjukkan bahwa permukaan Bulan adalah sesuatu hal yang cukup luar biasa apapun pendapat orang. Sebagian dari detil mengenai isu ini adalah di luar lingkup dari artikel ini, apa dan siapapun berperan serta untuk ikut mengupas lebih dalam beberapa hal pokok pada suatu ketika di waktu yang akan datang.

Ada tiga bahasan utama yang diperdebatkan pihak yang berseberangan antara pihak yang pro dan kontra perihal pendaratan ke Bulan:

1. Seharusnya astronot tak bisa bertahan hidup dengan radiasi kosmos yang diterima dengan teknologi yang dipakai oleh misi Apollo masa itu.
2. Gambar pada foto yang ada (yang dipublikasi NASA) dapat dibuktikan bahwa setting pada foto bukan pada alam yang asli, dicurigai diambil di studio film yang berada pada Disney studio.
3. Aspek mekanis peralatan NASA, kajian fisika dan mekanika dari misi tersebut, banyak terbukti ketidakmungkinannya.

Uraian ini mengetengahkan tentang penafsiran gambar, penyajian yang keliru, dan logika sederhana pada misi ini. Seperti kita ingat teknologi televisi pada masa itu masih baru dan publik dalam budaya teknologi yang baru yang mana sebagian besar masih belum memahaminya, sehingga publik dengan mudah “percaya” pada propaganda misi tersebut.

Benarkah ada kehidupan di Mars? Atau setidaknya peninggalan dari suatu kebudayaan makhluk asing? Memang hal ini masih teori belaka dan masih menjadi wacana para ilmuwan. Kemudian……… di hamparan permukaan Mars yang sepi dan luas, sosok wajah itu muncul menyerupai wajah kita.

Benarkah itu suatu artefak? Benarkah itu bentuk wajah? Alami atau buatan? Terlepas dari pertanyaan tersebut, polemikpun berkembang dengan pengungkapan beberapa teori, dari yang mitos sampai science fiction. Anggapan Mars sebagai tempat setan dibuang, dan makhluk yang membangun piramida Mesir yang bermigrasi ke Mars.

Kehancuran dunia mempunyai banyak skenario, dari hal yang ekstrim seperti jatuhnya meteor ke bumi hingga menimbulkan tsunami dan tertutupnya angkasa oleh debu angkasa dan terjadilah musim dingin nuklir; skenario ilmiah berupa pemanasan global sehingga es kutub mencair dan menenggelamkan daratan; perang nuklir; pandemi global karena virus, dan sebagainya. Intinya kehancuran menjadi dua pilihan yakni karena sebab alami atau rekayasa manusia, yang jelas adalah hal itu akan terjadi cepat atau lambat. Pertanyaannya adalah bagaimana menyelamatkan peradaban dari kehancuran tersebut. Mekanisme penyelamatan sudah dirancang jauh hari oleh Negara-negara adidaya, tetapi masalahnya adalah tujuan penyelamatan hanya untuk mempertahankan ras tertentu dari bangsa mereka sendiri, dengan tujuan akhir ras mereka adalah yang menjadi ‘pemenang’ dalam seleksi alam.

Sejarah tidak mengalir begitu saja, tetapi sejarah adalah perilaku manusia itu sendiri. Manusia belajar dari sejarah, tetapi lebih dari itu sekelompok orang berkepentingan untuk membentuk sejarah sesuai persepsi mereka sendiri, siapakah mereka?

Banyak bukti tentang keberadaan alien dimuka bumi, bahkan tanpa kita sadari keberadaan mereka jauh sebelum peradaban dibumi dimulai. Kontak manusia dengan mereka sepertinya sudah seringkali dilakukan, adakah kemungkinan bahwa mereka campur tangan dalam membentuk sejarah manusia dibumi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar